Pendahuluan
Pendidikan merupakan hak dasar setiap anak tanpa memandang latar belakang, kemampuan, atau kondisi sosial mereka. Namun, realitas di lapangan menunjukkan bahwa proses pembelajaran di banyak sekolah masih bersifat seragam dan menuntut murid untuk menyesuaikan diri dengan sistem yang berlaku, bukan sebaliknya. Padahal, setiap murid memiliki keunikan yang berbeda baik dari segi gaya belajar, potensi, minat, maupun kebutuhan khusus yang harus diakomodasi oleh guru dan sekolah. Oleh karena itu, penting untuk menegaskan bahwa pembelajaran yang berpihak pada kebutuhan murid bukanlah sebuah pilihan tambahan, melainkan esensi dari pendidikan itu sendiri.
Pembelajaran Berpusat pada Murid
Pembelajaran yang berpihak pada murid berarti menempatkan murid sebagai pusat dari seluruh proses pendidikan. Konsep ini menggeser paradigma lama yang cenderung berorientasi pada guru (teacher-centered) menjadi pembelajaran yang lebih berorientasi pada murid (student-centered). Guru dalam hal ini bukan lagi satu-satunya sumber pengetahuan, melainkan fasilitator yang membantu murid menemukan dan mengembangkan potensi terbaik mereka.
Pendekatan ini tidak hanya menekankan penguasaan materi akademik, tetapi juga mengedepankan keterampilan berpikir kritis, pemecahan masalah, kolaborasi, dan kreativitas. Semua itu hanya dapat terwujud jika guru memahami bahwa setiap murid memiliki karakteristik belajar yang berbeda. Ada murid yang cepat menangkap pelajaran melalui visualisasi, ada yang lebih senang mendengarkan penjelasan, dan ada pula yang belajar lebih baik melalui praktik langsung. Pembelajaran yang berpihak pada murid berusaha menjembatani perbedaan ini dengan strategi yang adaptif dan inklusif.
Pentingnya Memahami Kebutuhan Murid
Salah satu aspek penting dari pembelajaran yang berpihak pada murid adalah pemahaman mendalam terhadap kebutuhan individu. Guru perlu melakukan observasi, asesmen, dan komunikasi yang intens dengan murid untuk mengenali potensi, hambatan belajar, serta minat yang mereka miliki. Misalnya, seorang murid yang memiliki kecenderungan pada bidang seni sebaiknya diberikan proyek atau tugas yang relevan dengan bidang tersebut, sehingga ia dapat belajar dengan lebih bermakna.
Selain itu, murid dengan kebutuhan khusus atau kesulitan belajar juga memerlukan pendekatan yang berbeda. Dalam hal ini, sekolah perlu menyediakan dukungan seperti layanan bimbingan, media pembelajaran yang ramah disabilitas, atau metode pengajaran yang lebih sederhana namun tetap efektif. Hal ini mencerminkan bahwa pembelajaran yang berpihak pada murid sejatinya adalah pembelajaran yang inklusif dan menghargai keberagaman.
Peran Guru dalam Pembelajaran yang Berpihak pada Murid
Guru memiliki peran utama dalam mewujudkan pembelajaran yang berpihak pada kebutuhan murid. Guru dituntut untuk lebih kreatif dalam merancang pembelajaran yang kontekstual, relevan, dan sesuai dengan kondisi kelas yang heterogen. Salah satu strategi yang dapat diterapkan adalah diferensiasi pembelajaran, di mana guru menyesuaikan konten, proses, dan produk belajar sesuai kemampuan murid.
Selain itu, guru juga perlu menumbuhkan hubungan emosional yang positif dengan murid. Ketika murid merasa didengar, dihargai, dan dimengerti oleh gurunya, mereka akan lebih bersemangat mengikuti pembelajaran. Hal ini sesuai dengan prinsip pendidikan Ki Hajar Dewantara yang menekankan pentingnya menuntun murid sesuai kodrat alam dan zamannya, bukan memaksakan mereka mengikuti pola yang seragam.
Tantangan dalam Implementasi
Meskipun konsep ini terdengar ideal, implementasinya tidaklah mudah. Guru sering menghadapi keterbatasan waktu, sarana, serta jumlah murid yang terlalu banyak dalam satu kelas. Selain itu, tuntutan administrasi yang tinggi juga dapat mengurangi fokus guru terhadap kebutuhan individual murid. Namun, tantangan ini bukan alasan untuk mengabaikan prinsip berpihak pada murid. Justru kondisi ini menjadi dorongan agar sekolah dan pemangku kebijakan menyediakan dukungan yang memadai, seperti pelatihan guru, fasilitas pembelajaran yang memadai, serta kurikulum yang fleksibel.
Manfaat Pembelajaran yang Berpihak pada Murid
Jika diterapkan dengan baik, pembelajaran yang berpihak pada murid dapat memberikan dampak positif yang signifikan. Murid akan merasa lebih termotivasi, aktif, dan memiliki rasa percaya diri yang tinggi. Mereka juga akan lebih mudah mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan mandiri karena diberikan ruang untuk mengeksplorasi minat serta potensinya. Pada akhirnya, pembelajaran seperti ini dapat mencetak generasi yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki karakter yang kuat, empati, dan kemampuan adaptasi di tengah tantangan zaman yang terus berubah.
Simpulan
Pembelajaran yang berpihak pada kebutuhan murid adalah wujud nyata dari pendidikan yang humanis dan inklusif. Setiap murid adalah individu unik yang membutuhkan pendekatan berbeda agar dapat berkembang secara optimal. Guru, sekolah, dan pemangku kebijakan harus bekerja sama menciptakan ekosistem pendidikan yang mendukung prinsip ini, mulai dari desain kurikulum, metode pengajaran, hingga penyediaan fasilitas yang memadai.
Sebagai pendidik, kita harus menyadari bahwa keberhasilan pendidikan tidak hanya diukur dari nilai akademik semata, tetapi dari sejauh mana murid merasa dihargai, didukung, dan difasilitasi untuk menjadi versi terbaik dari dirinya sendiri. Oleh karena itu, pembelajaran yang berpihak pada kebutuhan murid harus menjadi komitmen bersama dalam mewujudkan masa depan pendidikan yang lebih adil, inklusif, dan bermakna bagi semua anak.
(Admin)
